Menurut cerita, biji kopi awalnya ditemukan secara
tidak sengaja oleh penggembala Etiopia. Kemudian mereka menjadikannya minuman
"wajib" dalam upacara religius dengan maksud supaya seseorang bisa
begadang sepanjang malam.
Dalam kaitan ini kafein, adalah alkaloid yang
berperan melalui penghambatan fosfodiesterase, yang menyebabkan peningkatan
level cyclic-nucleotida, yang selanjutnya memengaruhi sistem saraf pusat.
Selain dapat diubah jadi obat stimulan, dan penghilang rasa sakit, kafein ini
juga bisa diandalkan sebagai alternatif penurun berat badan. Itu lantaran
kafein pintar membakar lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Efek samping atau bahaya kopi
Laporan sebuah studi menyebutkan, 100 miligram
kafein (sekitar secangkir kopi) dapat meningkatkan laju metabolisme 3-4 persen.
Pada beberapa relawan dengan berat badan normal didapati, efek tersebut
terlihat nyata 2,5 jam setelah mereka mengonsumsinya.
Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa
pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jika disertai
olahraga. Hal lain, ini pun bukan berarti dengan banyak minum kopi berarti
bebas efek samping.
Bahaya kopi dalam jangka panjang
Sisi negatif kafein atau bahaya kopi tak bakal
terasa sampai disitu saja. Serangkaian penelitian telah mengintip akibat jangka
panjangnya.
Dalam Reader’s Digest edisi Desember 1994,
diberitakan bahwa wanita yang mengonsumsi 300 mg kafein setiap harinya memiliki
kesempatan 27 persen lebih rendah untuk hamil dibandingkan dengan mereka yang
terbebas darinya. Meski mekanismenya belum diketahui pasti, sebuah hipotesis
mengatakan, kemungkinan substansi ini dapat menurunkan level hormon—semisal
estrogen— hingga memengaruhi ovulasi.
Walau kaitan antara kopi dan risiko terkena kanker
belum jelas, beberapa studi memperkirakan kemungkinan kopi memengaruhi DNA dan
meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih dan ovarian. Selain itu, minum
kopi yang sangat panas dapat memberi efek kerusakan pada sel dalam mulut dan
kerongkongan, yang jika dilakukan berulang kali dapat mencetuskan kanker pada
bagian tersebut.
Dalam sebuah kesimpulan laporan lain disebutkan,
wanita yang mengonsumsi 5-7 gr kafein per bulan (setara dengan dua cangkir kopi
per hari) memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena endometriosis daripada
yang tidak mengonsumsi kafein.
Bahaya kopi lainnya adalah dalam hal “kemampuan”
kafein membuang kalsium melalui urine, yang selanjutnya memerosotkan kekuatan
tulang dan menjadikan tulang gampang patah. Studi Harvard mendapati, pada
wanita pascamenopause yang mengonsumsi banyak kafein (lebih dari enam cangkir
kopi per hari), risiko menderita patah tulang pinggul tiga kali lebih tinggi
daripada yang tidak.
Namun studi pada hampir 1.000 wanita pascamenopause
di California memperlihatkan bahwa, pada pengonsumsi sedang (dengan meminum
paling sedikit segelas susu per hari) dapat menolong mengimbangi kehilangan
kalsium yang disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam dua cangkir kopi.
Supaya terhindar dari bahaya kopi seperti pada
kejadian diatas, berhati-hatilah dengan kopi. Kita mungkin tidak serta-merta
menghentikan kebiasaan ngopi sebab kafein dapat membuat "ketagihan".
Ketika dosis asupannya dikurangi, banyak "pencandunya" yang
melaporkan terjadinya ketidakmampuan bekerja dengan baik, gelisah, mengantuk,
dan sakit kepala. Dalam kasus yang ekstrem, malahan terjadi mual dan muntah.
Nah, bagaimana coffee mania ? Boleh ngopi tapi
bijaksanalah, jangan sampai berlebihan. Rasa dan aroma kopi yang nikmat dan
menggoda jangan sampai membuat kita terlena akan bahaya kopi
sumber : http://info-kesehatan.net/bahaya-kopi-bagi-kesehatan/
semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment